Jelajah Daerah
Beranda Kaltara Cuaca Terik di Kaltara, Kenali Siklon Tropis Comoy

Cuaca Terik di Kaltara, Kenali Siklon Tropis Comoy

Ilustrasi angin bertiup kencang mengenai pohon kelapa. (Foto: int)

Tarakan – Cuaca panas terik menyengat dirasakan masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara) mencapai 34 derajat. M. Sulam Khilmi, Kepala BMKG Tarakan menuturkan, bukan disebabkan musim kemarau melainkan karena pengaruh sistem cuaca global, khususnya Siklon Tropis Comoy yang sempat aktif di wilayah Filipina.

“Siklon Comoy ya, itu di Filipina. Menarik massa udara dari Kaltara ke utara, sehingga karena anginnya kencang, pertumbuhan awan itu sangat berkurang. Itu yang menyebabkan beberapa hari terakhir, mungkin seminggu terakhir ya, intensitas hujan kita sangat minim,” terang Sulam pada Senin, (28/7).

Siklon ini juga berinteraksi dengan monsun Australia yang dikenal bersifat kering karena tidak membawa cukup uap air ke wilayah Indonesia bagian utara. “Karena kebetulan saat ini yang mengarah ke Indonesia adalah monsun Australia. Monsun Australia ini sifatnya kering, tidak mengandung uap air. Sehingga kalau ini datang ke kita, kemudian ditarik lagi ke utara, kita menjadi kering,” jelasnya.

BMKG: Suhu Masih Wajar!

Meski begitu, Sulam memastikan suhu udara di Kaltara yang sempat mencapai 34 derajat Celsius masih dalam kategori normal. “Suhu tertinggi beberapa hari terakhir itu mencapai 34 derajat. Ini masih normal, tidak ekstrem. Karena secara normal kita masih di 33, 32, 34 derajat itu masih wajar,” ucapnya.

Seluruh wilayah Kaltara tidak memasuki musim kemarau. Beberapa tempat di wilayah Indonesia memang sudah memasuki musim kemarau, namun tidak dengan Kaltara. Musim kemarau hanya terjadi di tiga tempat, yaitu Pulau Nunukan, Pulau Sebatik, dan sebagian kecil wilayah Tanjung Palas Timur.

Sebagian besar wilayah Kaltara saat ini belum memasuki musim kemarau secara meteorologis. “Untuk saat ini, wilayah Tanjung Palas Timur memang sedang mengalami masa kemarau. Tapi kondisi kering yang terjadi di daerah lain murni akibat pengaruh dari Siklon Comoy tadi. Itu tekanan rendah sehingga menarik udara, dan memicu kekeringan,” ujarnya.

Meski Siklon Comoy sudah tidak aktif lagi, sisa-sisa pengaruhnya masih dirasakan dalam bentuk penurunan intensitas hujan dan berkurangnya pertumbuhan awan. “Siklon Comoy untuk sekarang itu sudah selesai, jadi ini saya mereview seminggu yang lalu. Tapi tetap, makanya dalam tiga hari ke depan, Kaltara ini ada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat,” pungkasnya. (jd)

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan